Apakah para pembaca sekalian pernah mengalami suatu keadaan dimana tidak ada harapan sama sekali yang tersisa dalam hidup anda? Dan memutuskan untuk menyerah? Mungkin setelah membaca artikel saya kali ini, akan membuat kalian terinspirasi. Kali ini saya akan berbagi informasi mengenai seorang gadis yang amat berjasa bagi kerajaan Prancis dulu. Namanya adalah Jeanne d'Arc, sering pula dipanggil Joan of Arc dan mendapat julukan La Pucelle (sang dara), karena memang dia tidak pernah menikah. Lahir tahun 1412 di Domremy. Dia hanyalah anak dari pasangan petani di desa itu.
Pada umur 12 tahun dia mendapat wahyu untuk mengusir semua pasukan Inggris dari tanah Prancis karna memang saat itu Prancis sedang terdesak. Melalui bermacam gunjingan dan cercaan para prajurit Prancis yang menganggapnya mengada-ada, akhirnya prediksi gadis muda ini mengenai suatu pertempuran berujung pada suatu harapan. Di umur 16 tahun, dia akhirnya ditugaskan bersama dua orang ksatria ke Orleans. Dan lagi, dia membuat prediksi yang tepat dan memenangkan pertempuran. Karena kemampuan dan semangat gadis ini, Raja Charles VII pun terkesan. Situasi Prancis dalam peperangan masa itu memang sedang amat terpuruk. Militer dan para pemimpin sipil disana sedang mengalami demoralisasi karna banyaknya kekalahan yang dialami pada beberapa pertempuran sebelumnya. Dengan kehadiran Jeanne, raja akhirnya menempatkannya pada garda depan pasukan Prancis, dimana raja berpendapat bahwa hal tersebut akan berdampak positif bagi keseluruhan pasukannya karena kehadiran berlian harapan kerajaan Prancis, khususnya karena sudut pandang religius yang dimiliki Jeanne.
Dalam berbagai pertempuran, di Paris lah Jeanne terluka pertama kali karena tembakan busur panah di kakinya. Namun Paris akhirnya dapat direbut kembali oleh pasukan Prancis. Pada April 1430 dia bertempur ke Compiegne dan pada 23 Mei, karena terdesak oleh pasukan Burgundy, dia menyuruh seluruh pasukan Parancis untuk mundur dan membiarkan diriya tertangkap. Pada saat itu pasukan Prancis sebenarnya sedang mengharapkan bantuan tambahan pasukan dari raja. Namun sang raja nampaknya telah terpengaruh oleh pernasehat kerajaan yang ternyata membenci Jeanne dan menghasut bahwa Jeanne akan mengambil alih kerajaan. Pada masa, itu sudah menjadi kebiasaan bila seorang prajurit tertangkap oleh musuh, maka dapat dibebaskan dengan memberikan uang tebusan. Karena Jeanne berasal dari keluarga miskin, dia tak dapat dibebaskan. Malangnya, raja Prancis-pun juga tak mau menebus Jeanne setelah apa yang dia korbankan demi jayanya kerajaan Prancis. Namun yang mengejutkan, kerajaan inggrislah yang akhirnya menebusnya dari Burgundy untuk dijadikan tahanan mereka.
Pengadilan Jeanne atas tuduhan melanggar ketentuan agama berbau politis. Duke dari Bedford mengklaim tahta Perancis bagi keponakannya, Henry VI. Jeanne dianggap bertanggung jawab atas penobatan rivalnya. Menyalahkan Jeanne adalah suatu upaya untuk menjatuhkan rajanya. Proses hukum dilangsungkan pada 9 Januari 1431di Rouen, di wilayah pendudukan Inggris. Proses ini dianggap memiliki beberapa aspek yang tak lazim. Catatan pengadilan membuktikan intelektualitas Jeanne. Transkrip dialog yang terjadi mencerminkan hal tersebut. "Sewaktu ditanya apakah ia tahu bahwa ia berada dalam lindungan Tuhan (God's grace), ia menjawab: 'Jika tidak, semoga Tuhan menempatkan saya di sana; dan jika iya, semoga Tuhan tetap melindungi saya.'" Pertanyaan ini adalah jebakan. Doktrin gereja mengatakan bahwa tidak ada seorangpun yang bisa yakin bahwa ia berada dalam lindungan Tuhan. Jika Jeanne menjawab iya, maka ia akan dituduh melakukan penistaan agama. Jika tidak, maka ia mengakui kesalahannya. Dia akhirnya di eksekusi, pada 30 Mei 1431, dibakar hidup-hidup dan sisa jasadnya dibakar lagi guna meyakinkan jiwanya tidak lolos dari hukuman itu (karena dia dianggap sebagai penyihir).
Setelah masa perang berakhir, persidangan ulang Jeanne d'Arc dilakukan. Dan akhirnya dia dia dinyatakan tidak bersalah karena tuduhan yang didasarkan dendam tersebut. Untuk membersihkan namanya, akhirnya dia dinobatkan sebagai seorang martyr yang berjasa bagi kerajaannya dan dianugrahi gelar Saint/St. Jeanne d'Arc. Jeanne amat berpengaruh pada masa peperangan waktu itu, dan strategi perang frontal juga arteleri nya banyak dipakai oleh pahlawan-pahlawan Prancis berikutnya seperti Napoleon Bonaparte.
Nah, memang benar bila pada posisi tersulit dalam hidup kita pun terkadang cahaya harapan itupun muncul tanpa kita sadari. Yang harus kita lakukan adalah "tidak menyerah" dan tunjukkan bahwa kita memeliki kemapuan untuk mengubah keadaan kita tak peduli siapa diri kita ini. Semoga tulisan saya ini berguna bagi para pembaca sekalian..See You.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar